Minggu, 19 Januari 2014

Menembus KORAN

0 komentar
Judul               : Menembus KORAN, Berani Menulis Artikel
                          (MENEMBUS KORAN EDISI II)
Penulis             : Bramma Aji Putra
Penerbit           : Easymedia, Yogyakarta
Cetakan           : Pertama, Mei 2012
Tebal               : x + 143 halaman
Harga              : Rp. 25.000,-

Menulis bagi sebagian orang mungkin sebuah aktivitas biasa. Atau mungkin sudah menjadi bagian dari hidupnya. Namun, bagaimana menulis menjadi sarana penuangan ide untuk dapat dinikmati oleh orang banyak? Tentu ide tersebut harus menembus media yang memang terbuka untuk khalayak ramai. Sayangnya untuk ke arah sana tidak segampang menulis surat untuk pacar. Tapi membutuhkan tips dan trik menembusnya.
Kenyataan inilah yang ada di masyarakat, baik dari kalangan awam maupun terdidik. Tidak banyak yang mengetahui tips dan trik untuk menembus koran. Pelbagai alasan dilontarkan, sehingga tulisan tidak tandas di tangan para redaktur. Yang lebih dahsyat lagi, tidak semua dosen, guru atau pun praktisi pendidikan mampu menuangkan ide di kepalanya dalam bentuk tulisan. Apalagi untuk menembus kokohnya benteng sebuah surat kabar.
Seseorang yang kaya akan ide akan merasa puas hanya dengan idenya diketahui banyak orang. Sebenarnya alasan kecil ini sudah cukup menjadi pemicu agar seorang produktif menuangkan gagasan briliannya ke sebuah koran. Baik lokal syukur-syukur mampu merangsak ke media nasional. Adalah Bramma Aji Putra, seorang anak muda kreatif, membeberkan bagaimana “Menembus KORAN, Berani Menulis Artikel”. Di usianya yang baru menginjak 27 tahun mampu menorehkan penanya di beberapa surat kabar.
Bukunya yang kedua ini menjadi jurus pamungkas yang patut diterapkan bagi Anda dan saya. Banyak komentar positif yang dilontarkan oleh pembaca buku pertama (MENEMBUS KORAN EDISI I) yang berjudul “Menembus  Koran, Cara Jitu Menulis Artikel Layak Jual”. Penyajian antar bab diawali dengan lead motivasi dari tokoh-tokoh kenamaan di bidang kepenulisan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Tidak ayal, tulisannya mampu menggetarkan dada pembaca dan selalu ingin menggerakkan tangan untuk segera menulis.
Disajikan sebuah motivasi menulis. Dikatakan bahwa menulis ibarat merangkai beberapa potong kain perca. Mudah, dan hasilnya gemilang. Ide-idenya banyak yang diawali dari pengumpulan artikel-artikel koran dan buku-buku kemudian dituangkan dalam tulisan. Akhirnya sebuah karya terpampang di koran. Tidak terbatas, meski kegiatan di pulau Jawa, namun artikel sanggup menembus pulau lain. Surat kabar lokal di daerah lain, itulah tepatnya. Herannya, padahal penulis tidak pernah melihat medianya. Itulah yang dipraktikkan oleh Bramma Aji Putra.
Salah satu lead yang saya sukai adalah, “Menulis, Satu-satunya Cara Agar Tetap Waras”. Lead ini mampu menghipnotis saya secara pribadi. Sangat layak buku ini menjadi koleksi Anda. Apalagi Anda adalah seorang pendidik, khususnya seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Saya kira buku ini menjadi wajib untuk dimiliki.

Tak ada gading yang tak retak. Istilah untuk ketidaksempurnaan sebuah karya. Buku ini juga masih ada yang kurang. Selalu saja diajarkan mudahnya menembus koran, sayang sekali tidak ada trik bagaimana agar artikel tidak ditolak. Baik dari segi pengiriman maupun tata tulisnya. Jika perlu tiap bab dalam buku ini juga ditambahkan karikatur yang cukup mewakili isi tulisan.₪

Leave a Reply

Labels