Kamis, 22 Desember 2011

SIYAT CASIWAN; Pengusaha Foto yang Sempat Jadi TKI di Korea

0 komentar
Pernak-pernik kehidupan orang yang sukses memang membetikkan decak kagum pada kita. Begitu pula yang dialami oleh Siyat Casiwan dari Indramayu. Kegigihannya dalam bercita-cita tidak sia-sia, meski harus menunda kuliah dan belajar mandiri di negeri orang. Berikut penuturannya:

Berkarir di pegawai negeri sipil (PNS) bagi Siyat Casiwan (32 tahun), jauh dari impiannya semasa remaja. Kuliah pun sempat dihentikannya selama tiga tahun, dan mengadu nasib sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Korea.

Casiwan, begitu sapaan akrab Siyat Casiwan, menuturkan, begitu dirinya lulus dari SMA Bangun Indramayu langsung kuliah pada Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Swadaya Gunung Jati, Indramayu. Namun kuliah hanya dijalani tiga tahun, kemudian melakoni TKI di Korea selama dua tahun (2008 – 2009) di Pabrik Injection – perusahaan plastik di Korea.

“Saya rela menunda kuliah, karena pengin belajar mandiri dengan mengadu nasib sebagai TKI di Korea selama dua tahun,” kata Siyat Casiwan yang ditemui di sela-sela forum Ramah Tamah Anggota Jaringan TKI Purna Korea di Hotel Topas Galeria, Bandung, Rabu (5/10/2011).

Dari tabungan hasil kerja selama dua tahun di Korea, Casiwan kemudian mulai membuka usaha Studio Foto di kampungnya, Desa Jambe Blok Taluk Rt 03/01, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Sedang sebagian tabungannya dipakai untuk biaya meneruskan kuliahnya. Untuk usaha Studio Foto, Casiwan memodali kurang lebih Rp.75 jutaan.

Dari usaha Studio Foto ini, Casiwan tidak segan-segan menawarkan jasa juru potret kepada sesama rekan mahasiswa di kampusnya. “Dimana kita berpijak, disitu periok diletakkan. Yang penting menghasilkan dan halal,” kata Ciswan melontarkan semboyannya. “Lumayanlah dari usaha studio foto ini kuliah S-1 Bahasa Inggris bisa sampai lulus,” tambahnya.

Dengan modal ijazah S-1 Bahasa Inggris itu, Casiwan mulai berpikir prospektif masa tuanya. “Ya, saya mulai berpikir realistis. Di masa tua nanti, saya pengin menikmati pensiun juga sekaligus tetap menekuni usaha di rumah. Karenanya, selagi ada peluang usaha atau kerja yang bisa dijalani, disitulah saya mencoba untuk mengadu kemampuan,” kata Casiwan.

Pada akhir tahun 2009 di Kabupaten Indramayu ada peluang pendaftaran PNS Guru SMA. “Saya ikut mengadu nasib mendaftarkan diri sebagai PNS Guru SMA itu. Ternyata berhasil, saya diterima sebagai Guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Sliek, Jatibarang, Indramayu,” ucap Casiwan dengan penuh syukur.

Meski sudah menjadi Guru di SMAN 1 Sliek, Siyat Casiwan mengaku, masih tetap menekuni usaha yang sudah dijalani. Bahkan, sesekali dirinya juga melayani pesanan barang-barang meubeler dari tetangganya.
Dari usaha Studio Foto saja, Casiwan menuturkan, kalau dalam sebulan dirinya bisa mendapatkan pemasukan kurang lebih Rp. 3 juta. Sedangkan untuk usaha barang-barang meubeler hasilnya tidak bisa ditentukan, karena hanya berdasarkan pemesanan saja. “Soal untung, jelas untung. Hanya saja tidak bisa dipastikan nominalnya, karena usaha meubeler bukan menjadi pekerjaan sehari-hari yang dijalaninya,” aku Casiwan.

Sedangkan penghasilan yang pasti, kata Casiwan adalah, dari usaha Studio Foto dan Guru SMA. Menjadi PNS/guru, bagi Siyat Casiwan, merupakan pekerjaan yang tidak pernah diimpikannya. Namun baginya lebih merupakan rizqi ‘nomplok’ yang diterima dengan tidak sangka-sangka. “Begitu ikut tes, langsung diterima,” kata Casiwan.
sumber :

Leave a Reply

Labels